BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Prisip-Prinsip Mengajar
Mengajar adalah penciptaan system
lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Sistem lingkungan
ini terdiri dari komponen-komponen yang saling mempengaruhi, yakni tujuan
intruksional yang ingin dicapai, materi yang diajarkan, guru dan siswa yang
harus memainkan peranan serta ada dalam hubungan sosial tertentu, jenis
kegiatan yang dilakukan, serta sarana dan prasarana belajar mengajar yang
tersedia.[1]
Prinsip
mengajar adalah suatu aturan yang berlaku bagi seorang guru dalam menyampaikan
materi pelajaran. Prinsip-prinsip tersebut disebut dengan Asas-asas Didaktik.
Dengan demikian prinsip-prinsip tersebut harus diketahui dan dipahami serta
dapat diterapkan oleh guru atau calon guru agar dapat mengajar dengan baik dan
berhasil sesuai dengan tujuan.[2]
Adapun
prinsip-prinsip mengajar tersebut antara lain :
1. Motivasi
Seorang pegajar harus dapat menimbulkan motivasi anak. W.H. Burton mebedakan
dua jenis motivasi yaitu;
a. Motivasi
instrinsik (daya yang telah ada dalam diri individu yang mendorog seseorang untuk
berbuat dan melakukan
sesuatu
b. Motivasi
ekstrinsik ( yang datang dari
luar menjadi cemeti bagi murid-murid untuk berbuat lebih)
2. Aktivitas
Keaktifan ada dua macam yaitu keaktifan rohani (memikir) dan keaktifan
jasmani (perbuatan).
3. Minat Dan Perhatian
Bimo Walgito menyatakan bahwa minat adalah suatu keadaan dimana seseorang
mempunyai perhatia terhadap sesuatu dan disertai dengan keinginan untuk
mengetahui dan mempelajari maupun membuktikan lebih lanjut. Perhatian merupakan
salah satu faktor pisikologis yang dapat membantu terjadinya interaksi dalam
proses belajar mengajar.
4. Keperagaan
J. Amos Comenius dengan bukunya “Didaktica
magna” beiau menganjurkan pengajaran hendaklah menurut alam dengan
mempergunakan alat pergaha yang cukup dan menurut alam.
5. Individual
Individu adalah manusia, orang seorang yang memiliki pribadi atau jiwa
sendiri. Untuk mengetahui perberbedaan individu guru harus mengenal perbedaan
yang ada pada murid antara lain dengan jalan:
a. Test
b. Observasi
c. Kunjungan
rumah
d. Sosiogram
e. Case studi
6. Pengulangan
Dalam mengulang pelajaran ada dua prinsip yng harus diperhatikan baik
oleh pegajar maupun oleh pelajar:
a. Materi
yang diulang itu harus dipahami dengan baik dan benar
b. Dalam
melakukan penguangan jangan terlalu lama.
7. Ketauladanan
Kecenderugan manusia untuk meniru belajar lewat peniruan menyebabkan
ketauladanan menjadi sangat penting artinya dalam proses belajar mengajar.
8. Pembiasaan
Pembiasaan
adalah upaya praktis dalam pembinaan dan pembentukan hasil dari pembiasaan yang
dilakukan oleh pendidik adalah terciptanya suatu kebiasaan bagi anak didik.
Kebiasaan adalah suatu tingkah laku tertentu yang sifatnya otomatis tanpa
direnanakan terlebih dahulu dan berlaku begitu saja tanpa dipikirkan lagi.[3]
B.
Model-model
pembelajaran
1.
Model
pembelajaran Gleser
Robert glaser
(1962) telah mengembangkan suatu model pengajaran yang membagai proses belajar
mengajar dalam empar kompenen yang dapat digambarkan sebagai berikut:
a.
Intruksional
Objektiv (Tujuan Pengajaran)
b.
Entering
behavior (Kemampuan Peserta didik)
c.
Intruktional
Procedure (perencanaa Proses belajar mengajar)
d.
Performance
Assessment (Evaluasi Proses Belajar mengajar)
Model
Pembelajaran Glaser ini memang dapat
dianggap basic (dasar), dengan pengertian, dari model itu dapat
dikembangkan model-model lain. Medel dasar ini dapat menampung berbagai idea
tau teori belajar untuk dituangkan kedalam modelbaru tentang pengajaran dalam
sebuah lesson plan.
2.
Model
pembelajaran Unit
Unit merupakan suatu kesatuan yang
bulat, yang terdiri dari rangkaian bagian-bagian yang bersau padu dan serasi.
Sebagai suatu metode, Unit adalah suatu cara guru menayajikan bahan pelajaran
(dalam bentuk unit) guna dipelajari oleh peserta didik untuk mencapai tujuan
pengajaran.
Dalam pelaksanaan pengajaran Unit,
secara garis besarnya ada tiga langkah yang harus ditempuh, yaitu:
a.
Langkah
perencanaan
b.
Langkah
pelaksanaan, dan
c.
Langkah
kulminasi dan penilainan.
3.
Model
Pembelajaran Berprogram
Model
pembelajaran berprogram adalah suatu bentuk pembelajaran dengan mempergunakan
alat-alat yang bekerja serba otomatis atau kunci-kunci jawaban tertulis yang
dibuat sedemikian rupa, sehingga peserta didik dapat mempelajari sendiri
bahan-bahan yan telah tersusun secara sistematis, yang menyebabkan peserta
didik dapat berdialog dengan bahan-bahan tersebut atas tanggung jawab sendiri.
Dalam
langkah-langkag pelaksanaannya adal beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
pelaksanaan program, yaitu:
a.
Persiapan,
terdiri dari:
1)Pemilihan topik,
2)Out line,
3)Tujuan intruktional,
4)Pretest.
b.
Penulisan
programa
Setelah persiapan sudah matang, maka barulah ditulis program yang
akan dilaksanakan. Terlebih dahulu murid harus mepelajari tugas yang akan
dilaksanakan. Murid-murid menjawab tugas-tugas tertulis yang telah
dipersiapkan.
4.
Model
pembelajaran Modul
Modul adalah suatu unit program
belajar mengajar terkecil yang secara perperinci menggariskan:
a.
Tujuan-tujuan
intruksionil umum yang akan ditunjang pencapaiannya.
b.
Topic
yang akan dijadikan pangkal proses belajar mengajar.
c.
Tujuan
intruksional khusus yang akan dicapai oleh peserta didik.
d.
Pokok-pokok
materi yang akan diajarkan dan dipelajari.
e.
Kedudukan
dan fungsi satuan (modul) dalam kesatuan program yang lebih luas.
f.
Peran
guru di dalam prose belajar mengajar.
g.
Alat-alat
dan sumber yang akan dipakai
h.
Kegiatan-kegiatan
belajar yang harus dilakukan dan dihayati peserta didik secara berurutan.
i.
Lembaran-lembaran
kerja yang harus diisi anak.
j.
Program
evaluasi yang akan dilaksanakan selama berjalannya proses belajar ini.
Adapun yang
harus diperhatikan dalam langkah-langkah pengususunan modul adalah sebagai
berikut:
a.
Perumusan
tujuan-tujuan.
b.
Menyusun
post test.
c.
Menganalisa
Entry Behavior.
d.
Pemilihan
Media.
e.
Try
Out.
f.
Evaluasi.
5.
Model
Pembelajaran PSSI
Prosedur
Pengembangan system Intruktional atau disingkat PPSI, merupakan salah satu pola
dasar mengajar yan telah dipergunakan pemerintah sebagai pola dasar terpilih.
Sistem
Intruksional yaitu suatu kesatuan yang terorganisir, yang terdiri dari sejumlah
komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya dalam rangka mencapai
tujuan yang diinginkan. Proses yang dilakaukan akan terhalang kalau salah satu
komponennya keluar dari sistem
“pengajaran sebagai satu sistem terdiri dari beberapa sub sistem atau
komponen yaitu:
a.
Tujuan
pengajaran
b.
Materi
pengajaran
c.
Alat
pengajaran
d.
Metode
pengajaran
e.
Kegiatan
belajar mengajar
f.
Evaluasi
pengajaran
Tugas guru
dalam hal ini adalah menyusun urutan langkah-langkah pengajaran sub sistem atau
pengajaran tersebut dengan baik. Urutan langkah-langkah pokok dalam PSSI adalah
sebagai berikut:
a.
Merumuskan
tujuan pembelajaran Khusus
b.
Menyusun
alat evaluasi
c.
Menetapakan
kegiatan belajar peserta didik
d.
Merencanakan
program pengajaran
e.
Melaksanakan
program
6.
Model
pembelajaran CBSA
Yang dimaksud dengan “Cara Belajar
Siswa Aktif” (CBSA) adalah aktivitas pelajar sendiri (self activity),
dimana pola atau sistem pembinaan iklim kegiatan belajar peserta didik, tinggi
dan aktif serta berhasil dengan baik secara tuntas.
7.
Model
pembelajaran tuntas
Belajar tuntas merupakan model
pembelajaran yang dapat dilaksanakan di dalam kelas, dengan asumsi bahwa di
dalam kondisi yang tepat semua peserta didik akan mampu belajar dengan baik dan
memperoleh hasil belajar secara maksimal terhadap seluruh bahan yang
dipelajari.
8.
Model
pembelajaran Inquiry
Inquiry pada dasarnya adalah cara
menyadari apa yang dialami. Startegi inquiry memberi peluang kepada peserta
didik untuk terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Ia lebih banyak ditantang
untuk mencari, melakukan dan menentukan sendiri. Ia lebih produktif, tidak
reproduktif. Ia bukan mengulang apa yang pernah disampaikan, kalau perlu ia
mencoba mencari sendiri, fokus pembelajaran adalah pada peserta didik/peserta
didik dengan gaya belajarnya. Ia akan mampu menyerap sesuatu, ia akan mau dan
mampu mencari sesuatu, ia akan bersemangat mencari sesuatu yang baru kalau
semuanya itu sesuai dengan dirinya, sesuai dengan gaya belajarnya.
Adapun tugas guru dalam konteks ini
adalah menciptakan lingkungan yang memungkinkan terjadinya kegiatan
pembelajaran.
9.
Model
pembelajaran Kontruktivisme
Model pembelajaran kontruktivisme
memperlihatkan bahwa pembelajaran merupakan proses aktif dalam membuat sebuah
pengalaman menjadi masuk akal, dan proses ini sangat dipengaruhi oleh apa yan
sudah diketahui orange sebelumnya. Karena itu, dalam setiap kegiatan
pembalajara guru harus memperoleh, atau sampai pada, persamaan pemahaman dengan
peserta didik.
Beberapa prinsip yang harus
diperhatikan dalam pembelajaran model kontruktivisme, adalah sebagai berikut:
a.
Peserta
didik harus selalu aktif selama pembelajaran. Proses aktif ini adalah proses
membuat segala sesuatu masuk akal.
b.
Interpretasi
selalu dipengaruhi oleh pengetahuan sebaelumnya.
c.
Interpretasi
dibantu oleh metode intruksi yang memungkinkan negosiasi pemikiran (bertukan
pikiran), melalui diskusi, Tanya jawab, dan lain-lain.
d.
Tanya
jawab didorong oleh kegiatan inquiry (ingin tahu) para peserta didik. Jadi,
kalau peserta didik tidak bertanya tidak bicara, berarti peserta didik tidak
belajar secara optimal.
e.
Kegiatan
belajar mengajar tidak hanya merupakan suatu proses pengalihan pengetahuan,
tapi juag pengalihan ketrampilan dan kemampuan.
10.
Model
Pembelajaran Problem Solving
Problem solving (pemcahan masalah)
merupakan model pembelajaran dimana peserta didik dihadapkan pada suatu kondisi
bermasalah. Untuk itu dia harus menemukan sejumlah startegi untuk dapat
memecahkan masalah tersebut. Dalam hal ini siswa harus memilki kemampuan
mengaplikasikan hukum-hukum dan mengaitkan dengan lingkungan dan
memanipulasinya. Aktivitas memecahkan masalah membutuhkan operasi-operasi
kognitif yang komplek dan abstrak meliputi semua kemampuan belajar sebelumnya.
Menurut Treffinger ada tiga
tingkatan teknik pemecahan masalah secara kreatif, yaitu:
a.
Teknik
Kreatif tingkat I:
1)
Pemanasan
(warming up)
2)
Sumbang
saran (bramstorming)
3)
Pertanyaan
yang memacu gagasan (Idea Spurring Question)
b.
Teknik
kreatif tingkat II:
1)
Sinektik
(synectics)
2)
Futuristik
c.
Teknik
kreatif tingkat III, yaitu pemecahan masalah secara kreatif.
Untuk pemecahan masalah secara kreatif Klausmeier mengutip Osborn
mengidentifikasi sepuluh langkah dalam menunjang pemecahan masalah secara
kreatif adalah:
1)
Pikirkan
semua bentuk permasalahan
2)
Seleksi
permasalaha yang akan dipecahkan
3)
Pikirkan
informasi yang mungkin membantu
4)
Seleksi
sumber-sumber data yang rcicvan
5)
Pikiran
semua ide yang mungkin untuk memecahkan masalah
6)
Seleksi
ide yang paling memungkinkan sebagai solusi
7)
Pikirkan
semua cara yang mungkin untuk dites
8)
Pilih
cara yang paling masuk akan untuk dites
9)
Pikirkan
semua hal yang mungkin sesuai dengan keadaan
10) Pilih satu hal sebagai jawaban final
11.
Model
Pembelajaran Quantum Learning
Istilah quantum adalah
interaksi-interaksi yang mengubah energy maenjadi cahaya. Dengan demikian
istilah pembelajaran quantum berarti interaksi-interaksi yang mengubah energy
menjadi cahaya karena semua kehidupan adalah energi. Pada sisi lain, dalam pembelajaran
quantum diyakini juga adanya keragaman dan indeterminisme. Tubuh manusia secara
fisik adalah materi. Sebagai peserta didik, maka tujuannya adalah meraih
sebanyak mungkin cahaya (interaksi, hubungan, inspirasi) agar mengahasilkan
energi cahaya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa, prinsip-prinsip atau
landasan pembelajaran quantum bukan fisik quantum, melainkan aplikasi dalam
aplikasi dalam pembelajaran. Salah satu konsep dasar dari metode ini adalah
belajar itu harus mengasyikan dan berlangsung dalam suasana gembira, sehingga
pintu masuk informasi baru lebih besar dan terekam dengan baik.
Proses pembelajaran quantum learning
dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a.
Ciptakan
suasana yang menggairahkan.
b.
Tentukan
landasan yang kukuh serta tujan yang ingin dicapai.
c.
Ciptakan
lingkungan yang kondusif.
d.
Konunikasi
materi pembelajaran yang komunikatif
12.
Model
Pembelajaran Pendekatan Aptitute-Treatment Interaction (ATI)
Menurut Gronbach ATI adalah sebuah
pendekatan dalam pembalajaran yang berusaha mencari dan menemukan
perlakuan-perlakuan (treatment) yang cocok dengan perbeadaan kemampuan
(aptitude) siswa, yaitu perlakuan (treatments) yang secara optimal efektif
diterapkan untuk siswa yang berbeda tingkat kemampuannya.
Berdasarkan definisi diatas ATI dapat
diartikan sebagai suatu konsep/pendekatan yang memiliki sejumlah strategi
pembelajaran (treatment) yang efektif digunakan untuk individu tertentu sesuai
dengan kemampuannya masing-masing.
Pendekatan ATI dalam proses
pembelajaran dilaksanakan melalui langakah-langkah sebagai berikut:
a.
Treatment
Awal
Pemberian perlakuan (treatment) awal terhadap siswa dengan
menggunakan apititute testing (test kemampuan).
b.
Pengelompokan
peserta didik
Peserta didik di dalam kelas diklasifikasikan menjadi tiga kelompok
yang terdiri dari siswa yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah.
c.
Memberi
perlakuan
Kepada masing-masing kelompok diberikan perlakuan (treatment) yang
dipandang cocok/ sesuai dengan karakteristiknya.
13.
Model
Pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan Kurikulum Tingkat
Satuan Pedidikan (KTSP)
KBK merupakan seperangkat rencana
dan pengatura tentang kompetensi dan hasil belajar, serta perbedaan sumber daya
pendidikan. Batasan tersebut menisyaratkan bahwa KBK dikembangkan dengan tujuan
agar peserta didik memperoleh kompetensi dan kecerdasan yang mampu dalam
membangun indentifikasi budaya dan bangsanya.
KTSP merupakan penyempurnaan dari
kurikulum 2004 (KBK) adalah kurikulum oprasional yang disusun dan dilaksanakan
oleh masing-masing satuan pendidikan/sekolah.
Adapun
prinsip-prinsip KBK dan KTSP adalah sebagi berikut:
a.
KBK
1)Keimanan, nilai, dan budi pekerti luhur;
2)Penguatan intregritas nasional;
3)Keseimbangan antara etika, logika, estetika, dan kinestika;
4)Kesamaan memperoleh kesempatan;
5)Abad pengetahuan dan teknologi informasi;
6)Pengembangan kecakapan hidup (life skill);
7)Belajar sepanjang hayat;
8)Berpusat pada anak dengan penilaian yang berkelanjutan dan
konferhensif;
9)Pendekatan menyeluruh dan kemitraan.
b.
KTSP
1)Berpuat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan
perserta didik dan lingkungannya;
2)Beragam dan terpadu;
3)Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni;
4)Releven dengan kebutuhan kehidupan;
5)Menyeluruh dan berkesinambungan;
6)Belajar sepanjang hayat;
7)Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.[4]
How to Play in Online Casino | KDAP | KADG PINTAR
BalasHapusThere 메리트카지노 are many things 제왕 카지노 you can play online in our online casino at KDAP Casino. Our casino offers some of the biggest and kadangpintar most popular games,
Caesars Palace casino app | Dr.MCD
BalasHapusExperience Las 제주도 출장샵 Vegas casino games 익산 출장샵 online from the comfort 양주 출장마사지 of 원주 출장안마 your own home! Caesars Palace has everything 광양 출장마사지 you'd expect from a casino, from the best